SMATDUBA-Pagelaran (Musabaqoh Hifdzil Qur’an) MHQ Nasional 2022 oleh SMP dan SMA Tahfidz Darul Ulum telah selesai minggu (09/01) kemarin. Acara tersebut berlangsung selama 3 hari dengan diikuti oleh 750 peserta dari berbagai daerah. Cabang lomba MHQ Nasional 2022 di Banyuanyar sangat berfariasi, mulai dari kategori untuk anak-anak, remaja dan orang sepuh minimal berumur 50th.
Ada yang menarik perhatian dalam MHQ kali ini, dalam kategori Juz 30 (Amma) ada peserta berumur 5 Tahun 4 bulan dan termasuk peserta termuda dalam MHQ tahun ini. Peserta termuda tersebut memiliki nama lengkap Moh. Ianul Warits yang beralamatkan Desa Palesanggar Kecamatan Pegantenan Kabupaten Pamekasan.
Warit -sapaan akrabnya- merupakan putra pertama dari pasangan Bahrus Sodik dengan Hariruroh yang lahir pada tanggal16 Agustus 2016. Diasuh oleh kedua orang tua yang pernah mengenyam Pendidikan pesantren, membuat Warit mendapatkan Pendidikan agama sejak dini, terutama dalam membaca Al-Qur’an. Meskipun kedua orang tuanya tidak hafal Al-Qur’an, namun sang ayah pernah belajar metode menghafal Al-Qur’an waktu masih menjadi santri, dengan bekal tersebut, kedua orang tuanya membimbing warit untuk menghafal AL-Qur’an.
Sang ayah mengutarakan kesulitannya dalam membimbing warit untuk menghafal Al-Qur’an, karena di usianya yang masih kanak-kanak, Warit seperti anak pada umunya yang lebih senang bermain dan tidak suka diatur. Namun, dengan usaha dan penggunaan metode yang baik, sang ayah mampu membimbing Warit menghafal Juz 30 selama 2 tahun. Murojaah menjadi tantangan selanjutnya bagi warit, menurut sang ayah, warit kerap kali merasa malas dan berat untuk murojaah.
Warit yang masih duduk di TK. An-Nur Palesanggar mengutarakan sendiri keinginannya untuk berpartisipasi dalam MHQ Nasional 2022. Melihat keberanian warit, ayahnya pun menjadi semangat untuk mendaftarkan warit, meski ia tau bahwa warit belum sempurna hafalannya. Dengan niat melatih mental dan menambah pengalaman, warit akhirnya bisa tampil di panggung MHQ Nasional 2022. 3 soal dari tim panitia berhasil diteruskan dengan lancar oleh Warit, namun belum bisa meraih juara karena masih ada yang lebih baik. Momen menarik terjadi saat Warit selesai tampil, ada penonton yang memberi uang kepada Warit, sang ayah pun terkejut dan bangga melihat hal tersebut.
Untuk mengapresiasi peserta termuda, panitia memberikan penghargaan berupa piagam dan piala. Hal itu juga sebagai apresiasi kepada orang tua atau gurunya yang telah sukses mengajar dan membimbing anaknya menghafal al-Qur’an sejak usia dini.